Senin, 14 November 2011

Tokoh Musik Blues



“The Blues... it's 12-bar, bent-note melody is the anthem of a race, bonding itself together with cries of shared self victimization. Bad luck and trouble are always present in the Blues, and always the result of others, pressing upon unfortunate and down trodden poor souls, yearning to be free from life's' troubles. Relentless rhythms repeat the chants of sorrow, and the pity of a lost soul many times over. This is the Blues.”

Banyak versi jika kita mencoba mencari tahu siapa sebenarnya tokoh yang mempopulerkan musik blues, tetapi dari beberapa cerita dan referensi yang ada, tersebutlah satu nama yang mungkin bisa disebut Father of Blues yaitu W.C Handy.

W.C Handy

W.C Handy bukanlah “Delta Bluesman” pada umumnya, ia belajar musik secara formal ketika umurnya masih sangat muda, dan akhirnya menjadi composer kulit hitam yang terkenal. Di umurnya yang muda, ia sudah berkeliling ke daerah selatan Amerika bersama dengan bandnya. Legenda menceritakan bahwa ketika ia menunggu kereta yang terlambat di Tutweiler, Mississippi pada tahun 1903, ia mendengar seseorang yang tak dikenal memainkan slide guitar dan bernyanyi tentang pergi ke suatu tempat/daerah (going' where the southern cross the dog), tempat yang dimaksud terletak di Mississippi Valley railroad jauh ke selatan dekat Moorhead. Iapun menyebut musik yang dimainkan orang tadi sebagai musik ter-aneh yang pernah ia dengar selama ini. Sebenarnya pada masa itu belum ada pemisahan yang jelas antara musik “blues” dan “country” kecuali dibedakan oleh ras dari musisi tersebut

.

Umumnya orang kulit putih memainkan “country music” sebagai identitas musik asli kulit putih, sedangkan orang Afrika-Amerika dengan identitasnya sebagai budak pada era itu hanya mengekspresikan jiwanya melalui lagu yang belum diklasifikasikan sebagai sebuah genre, sebab pada masa itu musik spiritual kulit hitam hanya pencitraan/hasil dari perasaan dalam jiwa mereka. Dari beberapa sumber yang didapat, ada orang yang menggunakan istilah Hebridean originated-gospel sebagai nama sebelum mucul istilah blues.



Antara tahun 1911-1914 W.C Handy mempopulerkan musik Blues dan mempublikasikan “Memphis Blues” (1912) serta ciri khas musiknya lewat “St. Louis Blues” (1914). Setelah itu pada era 1920-an blues mulai menjadi trend nasional Amerika, dan Mamie Smith merekam vocal blues pertama yang berjudul “Crazy Blues”, hal itu membawa perkembangan dalam perbendaharaan musik dan meng-influence musik Jazz sehingga menyebabkan bermunculanya vokalis-vokalis blues dan Jazz era 1920 dan 1930an.



Sejarah Musik Blues


Blues dikenal sebagai sebuah aliran musik vokal dan instrumental yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Musik yang mulai berkembang pesat pada abad ke-19 M itu muncul dari musik-musik spiritual dan pujian yang biasa dilantunkan komunitas kulit hitam asal Afrika di AS. Musik yang menerapkan blue note dan pola call and response itu diyakini publik AS dipopulerkan oleh ‘Bapak Blues’–WC Handy (1873-1958).

Percayakah Anda bahwa musik Blues berakar dari tradisi kaum Muslim Awalnya, publik di negeri Paman Sam pun tak meyakininya. Namun, seorang penulis dan ilmuwan serta peneliti pada Schomburg Center for Research in Black Culture di New York, Sylviane Diouf, berhasil meyakinkan publik bahwa Blues memiliki relasi dengan tradisi masyarakat Muslim di Afrika Barat.

Untuk membuktikan keterkaitan antara musik Blues Amerika dengan tradisi kaum Muslim, Diouf memutar dua rekaman. Yang pertama diperdengarkannya kepada publik yang hadir di sebuah ruangan Universitas Harvard itu adalah lantunan adzan–panggilan bagi umat Islam untuk menunaikan ibadah shalat. Setelah itu, Diouf memutar Levee Camp Holler.

Rekaman kedua itu adalah lagu Blues lawas yang pertama kali muncul di Delta Mississippi sekitar 100 tahun yang lalu. Levee Camp Holler bukanlah lagu blues yang terbilang biasa. Lagu itu diciptakan oleh komunitas kulit hitam Muslim asal Afrika Barat yang bekerja di Amerika pasca-Perang Sipil.

Lirik lagu Levee Camp Holler yang diperdengarkan Diouf itu terdengar seperti panggilan suara adzan–berisi tentang keagungan Tuhan. Seperti halnya lantunan adzan, lagu itu menekankan kata-kata yang terdengar bergetar. Menurut Diouf, langgam yang sengau antara lagu Blues Levee Cam Holler yang mirip adzan juga merupakan bukti adanya pertautan antara keduanya.

Publik yang hadir di ruangan itu pun takjub dengan kebenaran bukti yang diungkapkan Diouf. “Tepuk tangan pun bergemuruh, sebab hubungan antara musik Blues Amerika dengan tradisi Muslim jelas-jelas terbukti,” papar Diouf. “Mereka berkata, ‘Wow, benar-benar terdengar sama. Blues ternyata benar berakar dari sana (tradisi Islam)’.”

Jonathan Curiel dalam tulisannya bertajuk, Muslim Roots, US Blues, mengungkapkan bahwa publik Amerika perlu berterima kasih kepada umat Islam dari Afrika Barat yang tinggal di Amerika. Sekitar tahun 1600 hingga pertengahan 1800 M, banyak penduduk kulit hitam dari Afrika Barat yang dibawa paksa ke Amerika dan dijadikan budak.

Menurut para sejarawan, sekitar 30 persen budak dari Afrika Barat yang dipekerjakan secara paksa di Amerika itu adalah Muslim. “Meski oleh tuannya dipaksa untuk menganut Kristen, namun banyak budak dari Afrika itu tetap menjalankan agama Islam serta kebudayaan asalnya,” cetus Curiel.

Mereka tetap melantunkan ayat-ayat Alquran setiap hari. Namun, sejarah juga mencatat bahwa para pelaut Muslim dari Afrika Barat adalah yang pertama kali menemukan benua Amerika sebelum Columbus. “Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad sebelum Christopher Columbus menemukannya,” tutur Fareed H Numan dalam American Muslim History A Chronological Observation.

Curiel menambahkan, pengaruh lainnya yang diberikan komunitas kulit hitam yang beragama Muslim di Amerika terhadap musik Blues adalah alat-alat musik yang bisa mereka mainkan. Pada era perbudakan di Amerika, orang kulit putih melarang mereka untuk menabuh drum, karena khawatir akan menumbuhkan semangat perlawanan para budak.

Namun, penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan umat Islam dari Afrika masih diizinkan untuk dimainkan karena dianggap mirip biola. Guru Besar Ethnomusikologi dari Universitas Mainz, Jerman, bernama Prof Gehard Kubik mengatakan alat musik banjo Amerika juga berasal dari Afrika.

Secara khusus, Prof Kubik menulis sebuah buku tentang relasi musik Blues dengan peradaban Islam di Afrika Barat berjudul, Africa and the Blues, yang diterbitkan University Press of Mississippi pada 1999. “Saya yakin banyak penyanyi Blues saat ini yang tak menyadari bahwa pola musik mereka meniru tradisi musik kaum Muslim di Arab” cetusnya.

Secara akademis Prof Kubik telah membuktikannya. “Gaya vokal kebanyakan penyanyi Blues menggunakan melisma, intonasi bergelombang. Gaya vokal seperti itu merupakan peninggalam masyarakat di Afrika Barat yang telah melakukan kontak dengan dunia Islam sejak abad ke-7 dan 8 M,” paparnya. Melisma menggunakan banyak nada dalam satu suku kata.

Sedangkan, intonasi bergelombang merupakan rentetan yang beralih dari mayor ke skala minor dan kembali lagi. Hal itu sangat umum digunakan saat kaum Muslim melantunkan adzan dan membaca Alquran. Dengan fakta itu, papar Prof Kubik, para peneliti musik seharusnya mengakui bahwa Blues berakar dari tradisi Islam yang berkembang di Afrika Barat.

Meski telah dibuktikan secara akademis, namun masih banyak pula yang tak mengakui adanya pengaruh tradisi masyarakat Muslim Afrika dalam musik Blues. “Non-Muslim sangat sulit untuk meyakini fakta itu, karena mereka tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang peradaban Islam dan musik Islami,” ungkap Barry Danielian, seorang pemain terompet yang tampil bersama Paul Simon, Natalie Cole, dan Tower of Power.

Suara lantunan adzan dan ayat-ayat Alquran yang biasa dilantunkan para Muslim kulit hitam di Amerika mengandung musikalitas. “Dalam jamaah saya, kata Danielian yang tinggal di Jersey City, New Jersey, ‘Ketika kami berkumpul dan sang imam datang ada ratusan orang dan kami melantunkan doa, pasti terdengar sangat musikal. Anda akan mendengar musikal itu seperti orang Amerika menyebut Blues.’” Begitulah tradisi Islam di AS telah melahirkan sebuah aliran musik bernama Blues

Tidak ada komentar:

Posting Komentar